Minggu, 23 Maret 2014

currrhat lah

Kembali aku terpekur
Kala sendiri, kucumbui lara yang mengisah
Antara waktu dan segenap kata tanya
Sampaikah aku kan segera menemuinya

Duhai Engkau yang meresahkan
Kapankah Engkau  datang menjelang
Sebelum asa kandas dipenghujung petang
Atau harap seberkas tenggelam

Aku bergelut dengan hati yang kian menepi
Saat keinginan seakan menggantung diawan
Akankah ku jumpai engkau saat pagi masih merekah indah

Sabtu, 15 Maret 2014

deuh

Satu diantara Milyaran manusia,
Satu diantara jutaan bintang
Satu waktu yang kuharap bisa melihatmu
Bahkan diamanahi Allah untuk menjadi makmummu

Berharap waktu segera berputar
dan mempertemukan kita kelak

Minggu, 09 Maret 2014

Padamu yang...

Padamu yang entah dimana
Yang nafasnya kutitipkan pada gelombang tertahan
Pada asmara yang merona
Lalu layu dijejali warna arang berkabut ketidakpastian

Padamu yang entah dimana
Kala karam kumohonkan segenggam janji Tuhan
Bahwa gejora mungkin akan padam
Namun kesetiaanmu harga tanpa alasan

Padamu yang entah dimana
Telah kutulis berlembar-lembar harapan
Pada pena yang mengering meski mengusam
Atas haru akan sabda-Nya

Padamu yang entah dimana
Padamu yang kucari namun belum kutemui
Padamu yang kutunggu meski tertatih
Padamu yang jejaknya tanpa kendali

Terimalah doa yang kuhembus dalam kalam Illahi
Semoga cinta kita segera terpatri
Esok, lusa, akan kunanti
Atau disyurga, tempat kita berkasih abadi


Kamis, 06 Maret 2014

Duh, Ua

Saat jam kerja, seorang laki-laki paruh baya menghampiriku.

"Pi, tau surah Al waqiah gak??" tanyanya polos.
Aku yang sedang kerja berusaha tetap fokus namun tetap sebisa mungkin menanggapinya.
"Tau," jawabku judes.
"Hmm, yang mana sih?" tanyanya sambil senyam-senyum, "Panjang-panjang gak pi??"

Aku sedikit merasa risih dengan keberadaannya, bukan tanpa alasan, ia biasa dipanggil ua. Aku menghormatinya, namun karena sikapnya yang cuek, tukang tidur (nyuri waktu kerja), pengkritik membuatku dan orang-orang agak sebal dengannya.

Aku menoleh hendak marah. Tampangnya yang kali ini serius memadamkan rasa kesalku. 
"Tumben," selidikku.
Ia nyengir kuda.
"Kenapa emang??" tanyaku dengan suara melembut.
Bukannya menjawab ia malah balik bertanya, "Yang mana pi??"
"Lihat di Qur'an," jawabku sekenanya.

Ia terdiam, aku merasa bersalah.
"Ua mau lihat digitalnya??? ini aku ada." Tawarku
Ia mengangguk bersemangat.
"Ini." Tunjukku. Aku memundurkan badan demi melihatnya meneliti huruf demi huruf dalam Al Qur'an digital tersebut.
"Bisa diprint gak?"
Aku mengiyakan.
"Buat apa sih Ua??"

Ia tak menjawab.
"Kalau hari jum'at sunahnya baca surat Al kahfi." Ucapku.
Ia membaca huruf per huruf hasil print-an.
Aku mendesah sebal karena merasa diacuhkan.
"Buat diamalin." Katanya.
"Tiap malam ua, bacanya sama Al Mulk juga." kataku tetap semangat memberi tahu.
"Iya." balasnya sekenanya.

"Kalau jum'at surah Al Kahfi ua, ada hadistnya tau, nanti pahalanya kita dijaga didua jum'at kalau gak salah sih gitu." jelasku panjang lebar.
Ia tak bergeming dengan mimik berpikir.

"Pi, Ua mah yang penting bacanya, ngamalin, belajar mendekatkan diri, masalah pahala itu mah urusan Allah," 
Aku tercengang dengan jawabannya, tidak menyangka kata-kata itu keluar dari pria ter-rese no 1 ini.
Aku memaku, mulai menilai diri sendiri.
Aku tersentak, lalu ibadahku??
Aku malu, betapa tulusnya pria ini meski dimata orang-orang begitu menyebalkan.
Aku malu.

Ia berlalu, dan aku masih memaku-malu.





Selasa, 04 Maret 2014

Bila muslimah jatuh cinta

Bagaimana bila seorang muslimah jatuh cinta???

Cinta adalah fitrah setiap manusia, laki-laki maupun perempuan bahkan mungkin binatang sekalipun.
Tapi apa yang harus dilakukan seorang muslimah bila ia jatuh cinta???
Berbeda dengan laki-laki yang lebih blak-blakan dan ekspresif, seorang muslimah identik dengan pemalu sehingga bila si merah jambu menyerangnya ia lebih cenderung diam.

Salah satu hal yang sering ditanyakan para muslimah terutama yang sedang galau dan lagi terserang virus merah jambu adalah pertanyaan diatas (saya juga gak ya).

Nah, dalam salah satu artikel yang pernah saya baca dalam suatu majalah islami, yaitu bila seseorang jatuh cinta lalu memendam serta menahan diri karena menjaga kehormatan diri dan jiwanya dari melanggar aturan Allah, kemudian apabila ia sampai meninggal maka ia termasuk dalam keadaan syahid. Benarkah??

Wanita/muslimah memang pada dasarnya sering kali dipilih namun siti khadijahpun memberi contoh bahwa muslimah boleh memilih. meskipun kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk dipilih atau lebih memilih menunggu dipilih. Silahkan saja. Allah maha  mengetahui. Jodoh tak akan kemana.

Mungkin bila seorang muslimah jatuh cinta hal yang meki ia lakukan selagi menunggu Allah menggerakkan hati si dia yaitu salah satunya dengan terus memperbaiki diri, memperbanyak pertemanan, belajar, memperluas pergaulan, berdoa, berharap dan mungkin memendam hingga rahasia Allah terbuka untuknya. 

Memendam terkadang salah satu hal yang sering dilakukan para muslimah hingga syaitanpun tak tahu kalau ia sedang jatuh cinta, hanya Allah dan dia yg tahu. Sehingga keikhlasan lahir dari hatinya yang tulus. Seperti cinta yang dicontohkan Fatimah Az zahra dengan Ali bin Abi thalib yang sepanjang perjalanannya menjadi contoh cinta suci yang dipersatukan Allah.

Mungkin demikian. Wallahu a'lam.

Sabtu, 01 Maret 2014

Meraba nyala

Ketika malam meraba nyala
Ia lupa sebagian dirinya gelap
ketika aku bahagia
Aku membaca separuh kerlingku hilap

Berkali-kali aku berteriak
Aku ingin nyata
Tapi kau bergeming
Kau menyapu luruh ingatan
Aku terluka
Seandainya detik bukan detik
Seandainya mimpi bukan mimpi
Maka mungkin aku layak berkisah
Seandainya itu bukan kau
Izinkan aku berharap
Aku bukan aku


#Malam minggu, 00:24

Corat-coret warnaku ^_^ - Part I


copas dari Note fb 23 Januari 2014 pukul 23:06
Desember 2010,
Aku ingat betul pagi itu langit kelabu, aku yang mencoba memantapkan hati, mematut-matut diri di depan cermin, inilah hari bersejarah dalam hidupku. Hari pertama aku memutuskan untuk berhijab.
Kala itu aku hanya memiliki satu baju lengan panjang warna coklat dengan kerudung warna senada dari kakak pertamaku.

Bismillah,
Allah, aku menuju-Mu

Aku langkahkan kaki yang ku buat seringan mungkin menuju tempat kerja.
Sesampainya aku disana, sebagian orang menatapku heran, sebagiannya lagi menyalamiku dan mengucapkan selamat atau ada juga yang iseng nyeletuk "Mana korma na, Bu haji".

Rindupun bersambut,
Aku semakin ingin,ingin dan ingin mendekat pada sang Khalik. Kerinduanku untuk menemukan jati diri pun dimulai.
Aku bertemu dengan orang-orang hebat, merekalah yang mengenalkanku pada Allah, merekalah yang menunjukan arti hidup, merekalah yang menyuruhku menggigit mati-matian hidayah yang telah Allah karuniakan. Merekalah saudara-saudara se-Akidah yang akhirnya sampai hari ini masih selalu menjadi pengingat, penasihat dan penguatku.

Dan nikmat Tuhan mu manakah yang engkau dustakan??

Seperti kebanyakan cerita orang yang mendapat hidayah. Semua diawali dengan Dosa-taubat-iman-hijrah-lalu jihad.
Begitu juga aku. kejahiliyahan yang merupakan hal yang masih saja aku tangisi sampai detik ini.

Maret 2011
Aku mulai berkaos kaki, hal yang waktu itu seperti tidak lazim, aneh memang berkaos kaki tapi bercelana jeans. apa-apaan aku ini.
Semua memang berproses, hingga gajihan di awal bulan mei, aku menyisihkan uang untuk membeli rok.


Bersambung....ah

Corat-coret warnaku-Part II

April 2011.

Aku mulai memakai rok panjang. Kebetulan atau tidak dari dulu aku memang penyuka rok tapi bedanya dulu rok pendek (hehehe). Celana-celana jeans aku museumkan, dan yang paling kaget dengan perubahanku adalah Mama. Mama yang paling rajin komentar atau karena perasaan seorang Ibu sangat peka, beliaulah yang kala itu memprotesku habis-habisan. Aku sangat mengerti apa yang ia maksud tapi aku yang ke kanak-kanak menantangnya dengan sangat keras, aku menyesal karena itu pasti menyakitinya, padahal yang Mama perlu adalah keyakinan dariku sendiri agar ia pun yakin dengan keputusanku.

Waktu terus berlalu. Hingga aku tahu tujuan hidup seorang manusia di dunia.

Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. 

Lalu aku mulai bertanya, apa aku sudah menjadikan ridha Allah sebagai tujuan hidupku???

Aku sungguh mengiba. Aku sungguh hina. Di usiaku yang nyaris 21 tahun, aku seperti di tampar. dan betapa sayangnya Allah kepada hamba-hamba-Nya, sehingga Ia menyelamatkanku. Terima kasih ALLOH, terima kasih.

Desember 2011

Aku berubah 180 derajat, Mama dan keluarga besarku mulai mengerti. Teman-teman selalu mendukung dan tidak pergi saat aku telah berubah. Semua kusyukuri. Sedikit demi sedikit kerudung mulai aku panjangkan. Aku mulai belajar tidak bersentuhan dengan yang bukan mahromku (ini bagian paling sulit), ada yang menghujat, ada yang memuji, semua menjadi warna dalam dunia baruku.

Masa lalu aku tinggalkan jauh di belakang.
Kini aku melangkah, dan ajari aku selalu istiqomah, ALLAH.

Mungkin harus aku akui semua berawal dari patah hati dan perjalanan mencari cinta yang hakiki.
dan
ALLAH, aku menemukan-Mu. Engkaulah cinta yang hakiki itu.
Cinta yang selama ini tidak pernah meninggalkanku. Cinta yang tak pernah lekang dan cinta yang selalu berbalas. Alhamdulillah, segala puji hanya untuk-Mu, Rabb semesta alam.